CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 20 Januari 2016

Isna

Bismillah


Ini udah tahun 2016 yaaa ... gak kerasa lho, sebentar lagi maunya maunya udah lulus kuliah tahun ini. Yah, semoga saja Allah perkenankan doa dari dhaifah ini. Isna nggak minta aneh-aneh cuma ingin bahagiain mama, ingin menepati janji sama alm. bapak. Isna masih ingat dengan isi rekaman suara isna yang isna perdengarkan sama bapak waktu beliau koma karna isna yakin meskipun bapak nggak sadar tapi masih bisa dengar. Isna pengen bisa buat mama bangga sama putri satu-satunya ini, bukan cuma membanggakan dimata manusia tapi juga dihadapan Nya. Isna tahu dan tahu banget kalo ada perjuangan disitu juga ada pengorbanan. Jujur saja sejak kepergiannya aku kehilangan sebelah sayapku, semangat yang dulu entah kemana ? bagaimanapun bapak dan mama adalah dua orang yang sangat berarti dalam hidup isna, yang selalu mensupport isna lebih dari orang lain, yang menjadi semangat isna saat kelelahan itu menyapa, yah mereka berdua adalah sayap isna yang jika salah satu pergi maka kini isna hanya memiliki satu sayap dan isna harus bisa terbang dengan satu sayap ini. 

Percaya atau tidak beberapa peristiwa membuat gadis manja dan cengeng ini menjadi lebih kuat, bapak pernah bilang "apakah anak ku ini bisa menjadi orang?" "apakah anak ku ini bisa bermental baja seperti anak lainnya?". Iya pak kepergianmu menjadi hempasan dahsyat pada anak mu ini, Isna harus sekuat baja karena tugas bapak sekarang pindah ke Isna, tugas yang menurut isna terlalu dini untuk diemban. Bagaimana mungkin aku harus mengemban amanah seperti ini, di usia ku yang masih segini dengan sifat ku yang masih seperti ini ?. Hampir 1th semenjak kepergianmu, isna dan mama belajar kuat menjalani ini, kami kehilangan sosok yang mengayomi, sosok tegas namun sebenarnya memiliki hati yang lembut, sosok yang sangat menyayangi anak dan istri yang tak pernah menggunakan tangan dan kaki nya tuk menyakiti keduanya seberapa marahnya pun ia. Waktu kecil isna mungkin sering menangis karena dimarahin bapak, apa daya isna kan anak bapak jadi memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama keras kepala, dari situ mama berinisiatif sejak isna lulus MTs, mama bilang iis melanjutkan di Samarinda saja supaya mendapat pendidikan yang lebih baik, supaya bisa lebih mandiri dan supaya tidak ribut dengan bapak karena bapak punya tekanan darah tinggi. Sedangkan bapak meskipun sering berantem sama isna tapi tetap saja beliau adalah sosok yang sangat super duper khawatir dan pada saat itu bapak adalah orang yang sangat tidak mengizinkan Isna keluar dari rumah emmm... maksudnya sekolah jauh-jauh alasannya adalah isna anak manja yang gak bisa pisah dari mama, gampang sakit, belum bisa urus diri sendiri, dll. Tapi isna tetap bisa sekolah diluar dengan trik yang selalu isna gunakan yaitu air mata, mogok makan dan mogok bicara (jangan ditiru :D) orangtua mana yang tidak luluh dengan sikap anaknya yang seperti ini, hehehe. Alhamdulillah akhirnya bapak merelakan putri nya ini untuk pergi bahsa kerennya merantau di kota :D.

Diawal-awal berpisah dengan orangtua rasanya kayak ada pahit-pahitnya gitu, semua berubah drastis bener-bener berubah 360 derajat pokoknya. Mulai dari tempat tinggal, lingkungan, teman, kebiasan, isna sampai jatuh sakit karena perubahan itu semua -_-, bayangkan saja yang biasanya ke sekolah jalan kaki karena dekat dari rumah dan pada waktu itu isna harus naik angkot dan menghilangkan semua ketakutan diculik dan dicopet -_- (alay). Hari minggu yang biasa nya nyantai kalo dirumah, tiba-tiba menjadi hari mencuci sedunia, jujur saja selama tinggal dengan orangtua isna nggak pernah mencuci baju sendiri apalagi seragam sekolah itu semua mama yang handle dan ketika itu isna harus mencuci baju sendiri. Tentang makanan, isna adalah orang yang suka pilih-pilih makanan alias suka makanan request, biasanya sebelum berangkat sekolah sudah merequest pulang sekolah nanti minta dimasakin ini dan itu dan karena dirumah isna anak tunggal selama masih bisa dipenuhi orang tua makan orang tua akan memenuhinya, beda cerita ketika kita tinggal dengan orang lain nggak bisa pilih-pilih, makan apa yang sudah dihidangkan daripada kelaparan.


Yup, itu sepenggal kisah dari kehidupan isna mungkin ini pengaruh hujan jadi sukanya ke masa lalu gitu :D. Hmmm... efek lagi sendiri juga dirumah, soalnya si momon lagi sekolah dan mama lagi di Samarinda tuk berobat dan isna kebagian tugas jaga rumah dan warung, semoga mama cepat sembuh biar isna bisa segera konsul ke dospen, biar cepat seleksi dan seminar supaya pas KKN lebih tenang :). Btw terkait KKN isna belum tau akan terdampar dipulau mana :D, semoga itu tempat tebaik dari Nya dimana bisa menjadikan isna orang yang bermanfaat dan tempat yang menjadikan isna lebih dekat dengan Nya. Wah, hujannya semakin deras, mungkin atap langit sedang bocor, yasuda cukup sekian ya, kapan-kapan isna coret-coret lagi disini :)





21 Januari 2016

Nur Isnaniah

Pengunjung

Website counter