CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 19 Juni 2013

PENGGUNAAN INTERNET DALAM PENDIDIKAN

Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi sudah sedemikian cepat sehingga merasuk dalam kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa disadari produk teknologi sudah menjadi kebutuhan manusia di Indonesia. Penggunaan televisi, telepon, fax, cellular phone (handphone), dan sekarang komputer sudah bukan menjadi hal yang aneh dan baru, khususnya di kota-kota besar. Mulai dari orang tua sampai anak-anak pun tak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan jaman yang begitu pesat ini.

Internet untuk Pendidikan
Pada abad ke 21, komputer menjadi suatu media yang sangat konvensional di dunia, terlebih dengan teknologi lain yang telah ditanamkan di dalamnya yaitu jaringan internet. Jaringan internet adalah jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia, sehingga informasi dalam berbagai jenis dan dalam berbagai bentuk dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global. Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas.
Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan, industri maupun pemerintah. Hadirnya  internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya. Dalam upaya meningkatkan proses pendidikan di tanah air dan menyambut berkembangnya teknologi komunikasi di abad milenium ini, ilmu mendapat penghargaan sangat tinggi. Dalam melakukan transfer ilmu banyak sarana yang dapat digunakan. Salah satunya adalah dengan internet. Melalui media internet, ilmu dapat disebarluaskan secara tepat, murah dan handal. Jarak tidak lagi merupakan kendala dan perbedaan waktu karena faktor geografi tidak menjadi halangan bagi seseorang yang ingin mengakses ilmu pengetahuan.
Penggunaan internet sebagai media pendidikan dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru. Fenomena baru dibidang pendidikan ini diharapkan mampu menjadi solusi atas problematika yang terjadi selama ini. Telah banyak situs pendidikan yang tersaji di internet, yang menyediakan informasi keilmuan, artikel dan buku virtual (e-book), informasi sekolah, beasiswa bahkan perguruan tinggi virtual. Teknologi ini juga telah dimanfaatkan oleh banyak lembaga pendidikan sebagai kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Apalagi menyongsong diterapkannya sistem otonomi sekolah.

E-education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia.E-education (ElectronicEducation) ialah istilah penggunaan IT (Information Technology) di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses, sekarang akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan internet dalam penelitian atau tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui internet. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir dan skripsi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Pendeknya apa saja yang dapat terpikirkan. Para pelajar merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Aneka referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.Dalam era ini, banyak pelaku pendidikan memanfaatkan internet untuk memperoleh artikel-artikel yang dapat mendukung dan dapat dijadikan bahan acuan dalam penyusunan skripsi atau paper-paper lainnya. Selain itu adanya e-book baik yang free maupun yang berbayar memudahkan para pelajar dalam membacanya. Cukup dengan flashdisk seukuran permen, para mahasiswa dapat mengkoleksi ratusan atau bahkan ribuan e-book yang tersebar dalam internet. Mulai dari science, olahraga, komik, novel, religi, sampai dengan hal-hal mistik.
Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segera ditemukan. Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up-to-date. Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional. Selain itu, globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dari dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja dan kompetitif.

Belajar di Internet
Salah satu masalah pendidikan yang tak henti-hentinya  dibicarakan, ialah sistem pendidikan yang belum mampu membangun generasi yang dapat  mengatasi tantangan perubahan  zaman  seperti krisis ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Begitu  gencarnya masalah pendidikan dibicarakan, menandakan masalah pendidikan ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang  sungguh-sungguh. Secara umum berbagai kalangan menyoroti bahkan mempertanyakan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya masalah prestasi belajar yang perlu mendapat perhatian. Istilah prestasi belajar sudah biasa diucapkan oleh hampir setiap pemerhati pendidikan dan orang tua murid. Tetapi di balik ungkapan tersebut, kadang kala makna atau hakekatnya belum dipahami secara baik. Masalahnya menyangkut ukuran prestasi belajar dan faktor-faktor apa saja yang menunjang serta yang menghambat prestasi pelajar itu. Semuanya belum secara tuntas teruraikan dan mendapatkan jawaban yang tepat. Oleh karena itu masalah prestasi belajar menarik diteliti untuk mendapat jawaban yang memadai.
Dengan adanya kemajuan internet, informasi yang dulunya sulit digapai kini begitu mudah diakses hanya dengan beberapa klik pada komputer. Padahal kita semua memaklumi bahwa era informasi seperti sekarang ini, siapa yang mendapat informasi terlebih dahulu maka ia lebih unggul daripada yang lain. Tidak sulit pula mahasiswa sudah terbiasa memanfaatkan fasilitas akses internet yang ada disekolah, kampus, cafe, hotspot maupun di warung-warung internet (warnet), ketika mereka membutuhkan untuk mencari sumber informasi sebagai bahan belajar ataupun bahan penelitian.
Kesimpulan Penulisan :
Penggunaan internet sebagai media pendidikan dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru. Fenomena baru dibidang pendidikan ini diharapkan mampu menjadi solusi atas problematika yang terjadi selama ini. Telah banyak situs pendidikan yang tersaji di internet, yang menyediakan informasi keilmuan, artikel dan buku virtual (e-book), informasi sekolah, beasiswa bahkan perguruan tinggi virtual. Teknologi ini juga telah dimanfaatkan oleh banyak lembaga pendidikan sebagai kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Apalagi menyongsong diterapkannya sistem otonomi sekolah.



I. Pertama-tama Saya akan Menjelaskan Dunia Internet dalam Sisi Positifnya :

Internet (Interconnection Network) merupakan jaringan computer yang menghubungkan computer-komputer diseluruh dunia (World Wide Network) sehingga terbentuk ruang maya jaringan computer (cyberspace) dimana antara satu computer dengan komputer lainnya dapat saling berhubungan atau berkomunikasi. Melalui internet, Anda dapat mencari berbagai informasi dengan cepat, seperti yang berhubungan dengan dunia pendidikan ,hiburan ,teknologi ,ekonomi ,politik ,dan informasi dunia actual lainnya sehingga akan mempermudah atau menunjang pekerjaan anda.Saat ini sudah banyak sekali berbagai layanan yang berbasiskan pendidikan (Education Web) situs ,website ,dan segala macam blog yang sudah sangat mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun kta berada .Internet sudah menjadi hal yang fenomenal dikalangan pelajar dan mahasiswa untuk menggali ilmu sedalam-dalamnya dengan memanfaatkan web resmi yang sudah diklarifikasikan terlebih dahulu oleh dunia agar menjadi web yang sehat dan berpendidikan. Sebut saja perusahaan google corporation mereka membuat http://www.google.com .Perusahaan tersebut bergerak untuk membantu masyarakat dunia khususnya dalam hal ini adalah pelajar dan mahasiswa mencari sesuatu seperti materi sekolah atau materi perkuliahan .

II. Dunia Internet dalam Sisi Negatifnya :

Saat ini internet sangat berpengaruh bagi perwujudan watak ,perilaku ,dan sifat tergantung dari
Diri pribadi masing-masing dalam mempergunakan layanan internet ini.Contoh kasus dalam hal ini adalah CyberCrime adalah contoh kasus yang sangat berbahaya.Kejahatan ini menyangkut masalah penipuan berbentuk SMS (Short Message Sending) seharusnya mahasiswalah yang bias berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah ini ,tetapi mahasiswa sendiri justru membuat masalah baru dengan memanfaatkan teknologi ini .

Sumber Referensi :
  1. Website blogger ; jagoaninternet.com
  2. http://idhamabadi.wordpress.com/2011/10/15/artikel-tentang-penggunaan-internet-di-bidang-pendidikan/

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR




PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR
Tanggal: Tuesday, 11 September 2007
Topik: Umum


PENGANTAR
Naskah berikut ini tidak dimaksudkan sebagai makalah akademik mengenai perpustkaan, melainkan lebih sebagai suatu pusat pembelajaran (learning center). Dalam naskah ini tidak dibahas organisasi dan fungsi perpustakaan yang bersifat khusus, seperti perpustakaan yang melekat tanpa penyelenggaraan berbagai jenjang pendidikan, perpustakaan nasional, perpustakaan wilayah, perpustakaan umum, perpustakaan asosiasi profesional dan perpustakaan yang bersifat spesifik lainnya. Perhatian lebih ditujukan pada kemungkinan penyelenggaraan perpustakaan di berbagai daerah pemukiman, terutama yang warganya sangat membutuhkan sarana dan sumber belajar, bukan saja untuk berusaha meningkatkan taraf kecerdasannya, melainkan juga untuk memperbaiki mutu perikehidupannya.
di samping itu untuk menggalakkan agar masyarakat gemar membaca, ya membaca apa saja yang penting dapat meningkatkan pengetahuannya.


BAHASAN
Banyak kawasan yang sangat memerlukan dukungan perpustakaan untuk memperbaiki kualitas hidup warganya. Untuk keperluan itu tidak cukup hanya tersedia sekolah-sekolah yang menampung anak-anak usia sekolah, melainkan diperlukan juga tersedianya bahan pustaka yang efektif sebagai sumber belajar bagi populasinya yang tidak (lagi) bersekolah dan sebagai orang dewasa telah menjadi andalah pencari nafkah bagi keluarganya. Kita semua maklum bahwa ketertinggalan suatu masyarakat terutama disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu: ketidaktahuan, kemiskinan, dan penyakit (ignorence, poverty and disease). Ketiga faktor berkaitan erat satu sama lain, dan dalam usaha untuk menaggulanginya biasanya diutamakan berbagai ikhtiar yang ditujukan pada teratasinya faktor ignorasi, seperti antara lain program pemberantasan butahuruf, disusul dengan penyelenggaraan sekolah-sekolah dan kursus-kursus. Berbagai ikhtiar tersebut ditujukan pada meningkatnya penguasaan pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat ybs; singkatnya, tindakan untuk mengatasi ketertinggalan sesuatu masyarakat biasanya dimulai dengan ikhtiar untuk meningkatkan kecerdasannya. Dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat maka meluas pula cakrawala pandangan masyarakat yang bersangkutan.
Perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan. Berbeda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat digumuli oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya beraneka bahan pustaka memungkinkan tiap orang memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya, dan kalau warga masyarakat itu masing-masing menambah pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya merata pula peningkatan taraf kecerdasan masyarakat itu. Kalau kita sepakat bahwa perbaikan mutu perikehidupan suatu masyarakat ditentukan oleh meningkatnya taraf kecerdasan warganya, maka kehadiran perpustakaan dalam suatu lingkungan kemasyarakatan niscaya turut berpengaruh terhadap teratasinya kondisi ketertinggalan masyarakat yang bersangkutan.
Kiranya tidak perlu diperbincangkan lagi bahwa ‘baca-tulis-hitung’ itu merupakan kemampuan dasar yang menjadi andalan bagi upaya peningkatan kecerdasan manusia. Bahkan lebih dari hanya meningkatkan kecerdasannya, kemampuan dasar t ersebut merupakan pendukung utama bagi perkembangan peradaban manusia. Sejarah mencatat, betapa peradaban manusia cenderung menjulang tatkala mendapat dukungan dari perkembangan tiga kemampuan dasar itu manusia memperluas cakrawala wawasannya dan seiring dengan itu juga semakin kaya dengan berbagai ikhtiar untu meningkatkan mutu perikehidupannya.
Sejarah peradaban pun telah membuktikan betapa besar pengaruh perubahan penguasaan ketiga kemampuan dasar itu terhadap perkembangan prestasi kecerdasan masyarakat yang bersangkutan. Daya ciptanya pun makin mencuat melalui penemuan hal-ihwal ‘baru’ yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan mutu perikehidupan warga masyarakat itu. Demikianlah yang dapat kita saksikan manakala dalam suatu masyarakat terjadi peralihan dari tradisi lisan ke tradisi tulisan. Tradisi lisan sebagaimana terjadi dalam pengalihan dongeng, legenda, mitos, dan sebagainya dari satu generasi ke generasi tentu mengalami perubahan, bahkan mungkin perubahan yang distortif, karena bagaimanapun juga sesuatu periwayatan yang pengalihannya berlangsung dari mulut ke mulut tidak senantiasa terjamin sesuai dengan aslinya.
Lain halnya dengan periwayatan yang diteruskan sebagai tulisan dan dialihkan sebagai bacaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahan bacaan demikian itu merupakan rekaman yang jauh lebih menjamin dapat dipertahankanya keaslian muatanny. Tentu saja tulisan dan bahan bacaan juga bisa mengalami perubahan dalam perjalanan sejarah; sesuatu naskah yang ditulis berdasarkan tradisi lisan bisa saja mengalami perubahan, apalagi kalau suatu periwayatan kemudian ditulis oleh beberapa orang penulis, sehingga terdapat beberapa varian atau versi mengenai ihwal yang diriwayatkan. Namun sekali naskah tertulis itu menemukan wujudnya, maka menetaplah jejaknya, terkecuali kalau rusak dimakan zaman.
Demikian pula halnya dengan agama-agama yang tergolong sebagai ‘ahli kitab’, yang sama artinya ‘keluarga atau kelompok yang memiliki kitab’, d.h.i. kitab suci. Sulit dibayangkan bagaimana sesuatu ajaran agama dapat dilanjutkan antar generasi tanpa pelestarian melalui kitab sucinya, melainkan sekedar diandalkan pada periwayatan lisan dari satu generasi penganutnya kepada generasi berikutnya. Tentu saja tulisan sebagai jejak yang ditinggalkan manusia dalam perjalanan waktu bisa berubah atau diubah. Akan tetapi dalam pengalihan antar generasi sebab musabab terjadinya perubahan pada rekaman berupa tulisan tentu berbeda dengan perubahan yang terjadi karena pengalihan penuturan secara lisan. Studi-studi folklore dan fiologi dapat lebih memperjelas faktor-faktor yang berpengaruh pada terjadinya perubahan-perubahan termaksud.
Menarik sekali bahwa dalam bahasa Arab, kata benda kitab yang berarti buku, bertaut erat dengan kata kerja kataba yang artinya menulis. Maka buku yang bermuatan bacaan hanya mungkin terwujud jika ada yang menuliskan bahannya. Demikianlah kemampuan membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kemampuan ini bukan saja meliputi pengenalan huruf sebagai elemen untuk menyusun kata dan selanjutnya kata menjadi komponen untuk pembentukan kalimat, melainkan juga pengenalan angka sebagai lambang yang berkaitan dengan kemungkinan untuk melakukan kuantifikasi. Maka kemampuan ‘baca-tulis-hitung’ (yang dalam lingkungan pendidikan di sekolah terkenal sebagai the 3-RS, yaitu Reading, Writing, aRithmetic) sesungguhnya merupakan satu kemasan kemampuan yang selalu diajarkan pada anak sejak dini, karena penguasaan tiga kemampuan dasar itulah yang menjadi landasan bagi pengembangan pengetahuan selanjutnya.
Dalam perjalanan sejarah peradaban manusia dapat ditunjuk beberapa momen puncak yang dianggap sangat berpengaruh terhadap peri kehidupan manusia selanjutnya. Termasuk dalam momen puncak itu ialah ditemukannya sesuatu sistem perlambangan atau abjad untuk menuliskan segala ihwal yang dianggap perlu untuk dilestarikan agar selanjutnya dapat disajikan kepada khalayak pembaca (reading audience). Momen puncak lainnya ialah tatkala ditemukan teknik cetak serta penjilidan yang memungkinkan terbit dan beredarnya bacaan berupa buku. Sejak munculnya buku sebagainya himpunan tulisan yang bisa diperbanyak jumlahnya dan dapat diedarkan dalam lingkungan khalayak pembaca yang kian meluas, maka meningkat pula laju proses pencerdasan dalam masyarakat yang bersangkutan. Oleh peredaran buku masyarakat yang bersangkutan dimungkinkan untuk menimba himpunan informasi perihal apa saja yang tidak diketahui sebelumnya. Buku sebagai sumber informasi menjadikan seseorang tidak lagi tergantung pada penuturan seseorang secara lisan. Oleh makin banyaknya buku yang terbit dan beredar dalam suatu masyarakat, maka timbullah keperluan untuk penyimpanannya dalam sistem yang berbentuk perpustakaan. Kehadiran perpustakaan merupakan tuntutan mutlak bagi tiap masyarakat yang ingin menjadikan warganya bukan saja kaya informasi (well informed) dan terdidik baik (well educated), melainkan makin bertambah kecanggihan wawasannya (sophisticated).
Untuk berdampak sedemikian itu perpustakaan harus menyediakan bahan bacaan yang dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi khalayak pembaca dalam kawasannya. Perpustakaan tentu bukan saja merupakan ‘penggudangan buku’, melainkan menjadi tempat penyimpanan informasi, edukasi dan rekreasi. Ketiga kebutuhan ini dapat dilayani oleh perpustakaan yang menyesuaikan koleksinya dengan minat khalayak pembaca dalam kawasannya. Perpustakaan suatu jenjang pendidikan (school library, university library) tentu menyediakan buku dan bahan bacaan yang berbeda dengan apa yang disimpan oleh perpustakaan umum (public library); demikian juga perpustakaan suatu wilayah (provincial library) menyediakan bahan pustaka yang berbeda dengan apa yang tersedia dalam perpustakaan pedesaan (country library). Pendeknya, perpustakaan sebaiknya dirancang sesuai dengan minat dan kepentingan khalayak dalam kawasannya.
Keanekaan ciri daerha-daerah pemukiman di Indonesia denan sendirinya perlu diperhatikan dalam persebaran perpustakaan; masyarakat perkotaan tentu berbeda minatnya dengan masyarakat pedesaan, masyarakat desa pegunungan tentu berbeda perhatian dan minatnya dengan masyarakat desa pantai, dan begitu seterusnya. Maka manfaaat kehadiran perpustakaan dalam suatu daerah hunian perlu memperhatikan apa yang ingin diperoleh khalayak pembacanya sebagai sumber informasi, edukasi dan rekerasi. Dengan demikian perpustakaan akan tetap memiliki daya tarik untuk dikunjungi, dan dengan ramainya kunjungan ke perpustakaan itu berkembang pula dalam masyarakat yang bersangkutan sikap positif terhadap buku. Kehadiran perpustakaan bukan saja berrjasa dalam menumbuhkan minat baca melainkan juga cinta buku.
Maka adanya prakarsa untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang perlunya kehadiran perpustkaan dalam kawasannya. Banyaknkya kawasan hunian baru yang dibangun oleh para pengembang tidak selalu disertai pengadaan perpustakaan sebagai fasilitas umum. Jangankan di daerah hunian yang sederhana, di kawasan yang tergolong mewah pun perpustakaan sebagai fasilitas umum cenderung dilupakan penyediaannya. Jauh lebih ditonjolkan sebagai keistimewaan adalah adanya shopping mall dan berbagai fasilitas rekreasi ketimbang adanya perpustakaan yang bisa melayai minat para penghuninya.
Dalam hubungan ini perlu disusun perencanaan yang menetapkan mana kawasan pemukiman yang perlu diprioritaskan untuk pembangunan perpustakaan, misalnya kawasan yang penduduknya kurang mampu untuk menyediakan sendiri perpustakaan bagi warganya, seperti masyarakat di kota kecil atau daerah pedesaan. Untuk beberapa kawasan juga dapat dipertimbangkan sejauh mana efektifnya penyelenggaraan perpustakaan keliling (mobile library) yang secara berkala berkunjung ke kawasan pemukiman tertentu. Bahkan pada awal tahun 1990-an pernah dibahas gagasan untuk menyelenggarakan perpustakaan terapung (floating library) untuk berfungsi sebagai perpustakaan keliling di daerah kepulauan (seperti di kepulauan Riau dan Maluku) serta sepanjang sungai-sungai jalur lalulintas angkutan (seperti di Kalimantan).
Tentu saja berbagai kemungkinan tersebut sebaiknya didahului dengan mempelajari apa yang menjadi minat dan kepentingan masyarakat setempat, terutama yang berkenaan dengan usaha peningkatan kualitas kehidupan warganya. Dalam kaitan ini perlu diperhatikan pula penyediaan bahan pustaka yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat yang bersangkutan, teruatama buku-buku yang merupakan panduan ‘kerjakan sendiri’ (do it your self). Lebih baik lagi kalau buku panduan demikian itu dipulih sesuai dengan kepentingan warga masyarakat setempat untuk melakukan usaha yang dapat menambah sumber penghasilan (income generating) atau dapat membuka lapangan kerja (employment generating).
Selain buku-buku panduan ‘kerjakan sendiri’, tidak kalah pentingnya ialah buku-buku yang bersifat informatif dan edukatif mengenai kesehatan, kebersihan lingkungan hidup, bahaya pencemaran lingkungan, dan bahan bacaan lain yang bisa berdampak positif bagi terjadinya perubahan sikap dan perilaku warga masyarakat yang bersangkutan terhadap berbagai permasalahan aktual.
Perlu dicatat, bahwa perpustakaan masakini tidak hanya memiliki koleksi buku-buku, melainkan juga berupa perangkat untuk penyajian bahan melalui CD, VCD, CD-ROM, dan sebagainya sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Demikian juga koleksi rekaman film tentang flora dan fauna, dokumentasi sejarah, kelautan, kehutanan, dan sebagainya. Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi, perpustakaan juga bisa berfungsi lebih dari sekedar tempat simpan pinjam bahan pustaka ditambah ruang baca belaka. Perpustakaan modern mestinya bisa berfungsi bagi penyelenggaraan berbagai forum penerangan dan pembahasan tentang masalah-masalah aktual, antara lain melalui penyelenggaraan diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya, dan sebagainya. Perpustakaan juga dapat menyelenggarakan acara pameran buku, pemutaran film, perkenalan dengan pengarang dan sastrawan nasional maupun lokal. Melalui berbagai forum pembahasan itu niscaya dapat didorong perkembangan berbagai pemikiran mengenai masalah-masalah aktual yang diahadapi oleh masyarakat yang bersangkutan.
Kemungkinan swakelola perpustakaan oleh masyarakatnya sendiri perlu dipertimbangkan, agar kehadiran dan fungsinya tidak terus-menerus diandalkan pada dukungan sumber daya dari luar, misalnya dari kalangan bisnis dan industri. Namun demikian, dukungan tersebut sebaiknya ditujukan pada tumbuhnya kesanggupan swakelola perpustakaan oleh masyarakat yang bersangkutan. Kecenderungan untuk menggantungkan eksistensi perpustakaan pada dukungan dari luar masyarakatnya perlu diubah dengan menyadarkan masyarakat yang bersangkutan untukpada suatu saat sanggup secara mandiri mengelola dan mempertahankan kehadiran perpustakaannya demi peningkatan kecerdasan serta mutu perikehidupan warganya. Swakelola perpustakaan bisa menjadi nyata apabila masyarakat yang bersangkutan menyadari betapa perpustakaan dapat menjadi sumber belajar dan pada gilirannya berperan sebagai agen perubahan bagi segenap warganya.
Maka perlu dipikirkan berbagai cara agar perpustakaan dapat dihadirkan di berbagai cara agar perpustakaan dapat dihadirkan di berbagai kawasan pemukiman, terutama yang relatif tertinggal kondisi peri kehidupan dan taraf kesejahteraan. Para pemuka masyarakat yang bersangkutan dapat berusaha menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri yang adakalanya menyisihkan sejumlah dana bagi pengembangan komunitas (community development). Bahan pustaka juga bisa diperoleh melalui kampanye pengumpulan sumbangan buku dan majalah dari perorangan maupun lembaga swadaya masyarakat. Tidak tertutup kemungkinan tersedianya bahan pustaka dan dokumentasai yang dapat dikumpulkan dari berbagai instansi, terutama bahan bacaan yang bersifat penyuluhan. Dalam kerjasama dengan sekolah-sekolah dapat juga diusahakan pembuatan clipping dari media cetak oleh para pelajar sebagai pekerjaan rumah atau kegiatan ekstra kurikuler yang kemudian diteruskan sebagai sumbangan bahan bacaan di perpustakaan pedesaan.
Pendeknya, banyak cara untuk berusaha menghimpun bahan bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh perputakaan pedesaan dan berbagai daerah hunian yang oleh satu dan lain sebab agak terbelakang pendidikannuya. Kehadiran perpustakaan di kawasan demikian itu niscaya besar dampaknya yang bersifat edukatif. Dengan prakarsa tersebut makin meningkatlah perebaran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran dan sekaligus efektif berperan sebagai agen perubahan, terutama di kawasan pemukiman yang relatif tertinggal dalam usaha peningkatan kecerdasan serta perbaikan perikehidupan warganya.
sumber naskah : hasan fuad






Artikel dari Kementerian Sosial RI
http://www.kemsos.go.id/

URL:
http://www.kemsos.go.id//modules.php?name=News&file=article&sid=477

Selasa, 11 Juni 2013

Asa

Aku belajar ikhlas, melepas hal yang tak seharusnya ku miliki..
Aku belajar sabar, berjalan diatas takdir dan ketetapanMu..
Aku belajar tersenyum. meski ada luka hati..

Aku sempat terjatuh, jauh kedalam jurang yang gelap...
tanpa belaskasihMu, aku bisa apa?
tanpa cahayaMu yang membimbingku, aku bisa apa?

Pantaskah aku mendapat itu semua?
Diri ini penuh berlumur dosa, aku tersesat terlalu jauh.
Bagaimana nasibku kelak? Apa yang akan terjadi padaku dimasa mendatang?
Apakah aku akan merasakan hawa sejuk dari surgaMu, atau bara api dari neraka?

Wahai Tuhanku,
Pemilik ku, Penciptaku, izinkan aku kembali dijalanMu..
Jalan yang membuatku selalu nyaman untuk bertemu denganMu..
Jalan yang membuatku tahu akan tujuan hidupku..

Aku tak mau seperti ini, aku kehilangan diriku, aku tak bisa menemukannya..
Tunjukkan aku jalan agar samapi kepadanya..
Bimbing aku, bimbing aku, bimbing aku..
Tegur aku, tegur aku, tegur aku.

Kembalikan aku pada NurMu...
Pelita yang menerangiku...

#Nurisnaniah_kerlipbintang


Minggu, 02 Juni 2013

Pesona Islamic Center

Assalamu'alaikum.

Sobat kali ini iis mau ngeposting tentang jalan-jalan wisata ke Islamic Center. Berikut informasinya,
Masjid Islamic Center adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda. Islamic merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.
Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun.
Kalau sobat berkunjung ke Samarinda jangan lupa untuk berkunjung kesini dan coba wisata naik ke Menara 99, bayarnya murah kok, dijamin seru! cukup sekian :)

Wassalamu'alaikum.
  
Subhanallah :)

Tiang Masjid

Islamic,dari atas menara 99

bagus yah :)


Lorong

Tangga Masjid

Menuju Lt. 15 Menara 99



Kota Samarinda, padat sekali rumah penduduknya

Allahu Akbar

Sungai Mahakam

Bagian Depan nih

Sabtu, 01 Juni 2013

Handil ku, Handil Terusan

Assalamu'alaikum.

Kali ini aku akan posting tentang jalan-jalan wisata di Handil Terusan. Pasti belum banyak yang tau kan Handil itu dimana atau ada yang tau tapi salah tebak, mengira handil yang dimaksud yang terletak di Muara Jawa padahal bedanya jauh banget loh sobat. Begini aja deh, aku deskripsikan tempatnya, sudah ada yang pernah keanggana atau Kutai Lama? Handilku itu didekat situ, gak jauh kok sekitar 7-8 KM. Handil itu bisa dibilang pedesaan, karena disana masih banyak hutan, udaranya dipagi hari sejuk banget, gak ada polusi beda sama diperkotaan. Mayoritas penduduk disini mata pencahariannya nelayan dan petani. Waktu kecil, aku sering diajak kesawah dan kebun, menanam padi, menanam jagung, memetik buah, dll. Namun semenjak dirumah buka usaha Warung Kelontongan, udah nggak pernah lagi bermain disana :(. Sobat tau nggak, disini itu 99,9 % rumah penduduknya terbuat dari kayu, bahkan jalanannya pun kebanyakan terbuat dari kayu. Aku pindah kesini waktu umur 4 tahun, masa-masa SD dan SMP ku habiskan disini, ketika SMA aku melanjutkan pendidikan disamarinda sampai aku jadi Mahasiswi sekarang. Saat liburan biasanya aku  balik kehandil, nah kehandil ini aku pakai jasa kapal, berangkat jam 13.00 tibanya sekitar jam 15.30. Hal menarik saat naik kapal, kita bisa melihat pemandangan hijau, terkadang melihat hewan (itu lho yang suka manjat pohon), melihat kapal dengan berbagai bentuk dari yang kecil sampai yang besar, belum lagi sensasi gelombangnya, dijamin mabuk laut (*Pengalaman ^_^ ). Masyarakat disini memanfaatkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari contohnya mandi, cucian, dll. kalau untuk air minum biasanya beli air galon tapi ada juga sih yang menggunakan air sungai ini, disini airnya Insya Allah belum tercemar seperti air di Karang Mumus. Cerita lagi nih, aku dulu waktu SD sering banget mandi di sungai, ngikutin teman tapi lucunya sampai sekarang aku nggak bisa berenang kalau pun disuruh coba aku akan pakai gaya batu alias tenggelam :D. Handil ini pun terbagi lagi, ada Handil A, B, C, D, Handil Lotrai, Handil Nilam, rumahku di Handil. C. Handil nggak cuma bisa ditempuh dengan jalur air, lewat darat juga bisa misalnya menggunakan motor atau mobil. Handil yang sekarang ini lebih maju dari Handil yang dulu ketika aku masih disini. Sekarang listrik sudah siang-malam, dulu itu cuma setengah hari aja, TV Kabel pun sudah ada, dulu harus punya parabola baru deh channel TVnya banyak, jalan semen pun sudah mulai dibuat untuk mempermudah akses warga agar kehidupan ekonomi dapat meningkat kalau dulu jalannya masih jalan tanah ketika hujan turun jalannya jadi becek dan hancur, sangat tidak nyaman dan mengganggu aktifitas warga. Satu lagi nih, disini ada pasar malam juga lho setiap malam selasa, rame pokoknya. Sebagai penutup dibagian bawah ini aku sertakan foto, fotonya sih nggak selengkap cerita diatas, seadanya aja yah. Maaf juga nih tulisannya masih acak-acakan, maklumlah penulis amatiran. Selamat Menikmati :)

The last, Wassalamu'alaikum.






Ini Kolam Ikan disamping rumah ku :)

Mushola dekat rumah

warna biru sebelah kiri, rumahku, dari kayu.

Ini rumah tetangga, yang letaknya dekat dengan pelabuhan

Ini jembatan kayu, menuju ke pelabuhan

Hutan hijau, sebrang Handil.

Ini ku ambil di pelabuhan, waktu numggu kapal mau balik ke Samarinda.

Kapalnya besar yah? :)

Pohon kelapa disamping rumah :)

Pengunjung

Website counter