CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 02 Desember 2016

Super Damai

Assalamu'alaikum.
Teruntuk ananda di masa depan.

Nak, ibu ingin bercerita tentang peristiwa "212". Peristiwa ini terjadi diawal desember dan diakhir tahun 2016. Peristiwa yang mungkin akan kau tanyakan dimasa mendatang nanti. Peristiwa yang membuat bertanya apakah itu benar adanya.

Sebelum ibu menceritakan ibu ingin berpesan padamu jadilah seorang muslim yang baik karena Islam itu rahmatan lil 'alamin. Jangan membalas keburukan dengan keburukan, balaslah dengan kebaikan. Tetapi jika agamamu dihina jangan kau berdiam diri saja berpura-pura tidak mengetahui atau bersikap acuh tak acuh, bergeraklah nak bersama orang-orang yang peduli terhadap agama ini.

Baiklah langsung saja, sekitar bulan oktober 2016 beredar sebuah video oleh salah satu pejabat di ibukota yang padat penduduknya, kota metropolitan. Isi video itu dipahami masyarakat sebagai 'penistaan agama' karena berisi penghinaan terhadap salah satu surah di kitab suci kita. Kemudian setelah video tersebut menjadi viral lalu muncullah berbagai pro dan kontra. Ada yang meminta agar beliau diproses hukum lalu ada yang membela nya, mengatakan bahwa beliau tidak bermaksud menistakan ayat suci kita.

Setelah itu muncul "aksi bela Islam jilid I", aksi ini tidak seramai seperti aksi Islam jilid berikutnya. Bahkan ibu pun tidak tahu menahu diadakannya aksi tersebut. Mungkin karena tidak ada tanggapan dari pemerintah muncullah kemudia "aksi bela Islam jilid II" pada tanggal 4 November 2016. Subhanallah nak, aksi ini begitu damai kau akan melihat lautan manusia berpakaian putih-putih. Tetapi sayang ada provokator2 yang merusak kedamaian ini, mereka membuat rusuh aksi yang sebelumnya sangat damai. Banyak korban disitu sayang banyak ulama yang membutuhkan pertolongan medis. Bahkan ada 1 korban jiwa, in syaa Allah beliau syahid namanya Pak Oye nak. Seorang guru ngaji, usia beliau tidak lagi muda tetapi semangat berjihadnya mengalahkan kami kaum muda. Pada saat aksi damai yang kedua inipun masyarakat dibuat kecewa karena seseorang yang ingin ditemui tidak ada disinggasananya, pemimpin No. 1 dinegeri ini. Entah beliau kemana ?. Berbagai praduga bermunculan setelah itu, dimedsos pun tak kalah ramai dengan pro dan kontra. Ada yang mengatakan bahwa aksi tersebut ditunggangi oleh seseorang, ada yang mengatakan bahwa para peserta aksi dibayar. Kau tau nak, meskipun ibu tidak bisa ikut bela islam di Jakarta sana tetapi ibu dan teman-teman melakukan aksi damai didaerah kami masing-masing. Percayalah nak, ibu tidak dibayar tidak ada yang memaksa ini murni karena panggilan hati nurani. Rasanya tidak ada parpol atau ormas manapun yang bisa menggerakkan massa sebanyak itu. Itu murni karena Allah yang menggerakan kaki-kaki kami.

Baiklah nak, ibu persingkat saja. Setelah aksi damai yang kedua masyarakat belum mendapat apa yang diinginkan. Kemudian muncul kembali seruan aksi damai jilid III, pada 2 Desember 2016. Masya Allah nak, aksi inipun tidak kalah damainya seperti aksi damai kedua. Para peserta dari pagi bahkan sebelum hari H sudah tiba ditempat, berdatangan dari berbagai daerah. Ibu ingin menangis rasanya melihat umat Islam bersatu dari berbagai daerah untuk satu tujuan. Aksi damai inipun ibu tidak bisa ikut langsung kesana, hanya dapat menyaksikan ditelevisi. Terharu rasanya nak, merinding bulu kuduk ini. Para peserta aksi melaksanakan sholat jumat dimonas, padahal waktu itu turun hujan nak. Alhamdulillah kali ini bapak pemimpin no.1 tidak sedang kemana-mana sehingga bisa melaksanakan sholat jumat dengan peserta aksi. Kali ini aksinya bukan hanya damai tetapi super damai, tidak ada para provokator. Damai dengan sedamai-damainya. Semoga setelah ini apa yang diperjuangkan didapatkan, yang berbuat dapat diadili dengan seadil-adilnya. Semoga Allah meridhoi setiap usaha yang dilakukan. Allahumma Aamiin.

Your mom,
Nur Isnaniah

Kamis, 01 Desember 2016

Entah

Assalamu'alaikum.
Lama banget ya udah nggak pernah coretin ini dinding. Mungkin debu nya sudah banyak sekali *huft. Btw, apa kabar ? Itu kan yang sering orang tanyakan setelah sekian lama tidak berjumpa. Ada juga yang menanyakan, "Kapan Nikah"?. Belum lagi yang menanyakan "Kapan Lulus"?.

Terkadang aku bingung mau dijawab apa, hehehe. Pertanyaan pertama itu sama aja kayak kamu nanya "Kapan Mati"?. Yup, jodoh itu misteri ilahi hanya Dia yang mengetahui. Belum lagi posisinya aku dari kaum hawa, sudah jelas bahwa akan menunggu kaum adam datang menjemput. Begitukan ?. Lantas pertanyaan kedua, ahhhh sulit rasanya menjelaskan. Bukan tidak ingin cepat lulus, hanya saja entah kenapa rasanya sulit untuk diungkapkan, lagi-lagi sulit dimengerti. Mungkin ada yang bertanya apa aku ada mata kuliah yang tertinggal ? Jawabannya alhamdulillah aku udah selesaikan semua teori disemester 6. Kemudian praktek di semester 7 dan 8. Lantas apa kendalanya ?. Nah itu aku pun bingung, sepertinya aku mulai mengalami "kebosanan", sejak awal kuliah aku termasuk orang yang berambisi selalu menggebu-gebu untuk setiap kuliah ku. Entah kenapa saat diakhir aku mulai merasa hambar. Muncul lagi pertanyaan, apa karena tidak ada yang memberi semangat ? Jawabannya tidak. Karena semua memberi support. Lantas apalagi ? Entahlah aku pun bingung, masih mencari tau ada apa denganku.

Selasa, 15 Maret 2016

KEPOMPONG

Kepompong ... 
Mungkin kau bertanya-tanya kan kenapa judul tulisan ini kepompong ? :) hehehe ...
Sebenarnya saya mau kasih judul REMPONG wkwkwkwkw ... tapi takut ntar dijitak sama dua kakak ini.
Oke baiklah, sedikit saya ceritakan latar belakang menulis tulisan ini. 
Jadi begini beberapa hari yang lalu karena sebuah ide gila yang lewat begitu saja yang saya dapat dari percakapan di facebook lah yang melatarbelakangi tulisan ini. Tulisan ini berisi tentang kisah dua sejoli eh maksudnya kisah dua sahabat karib yang tak terpisahkan (*cie cie cie). Nah, jadinya cocok kan sama kayak lagu Kepompong yang liriknya kira-kira begini "Persahabatan bagai kepompong, yang satu kepo yang satu rempong" hahaha salah fokus yang bener gini "Persahabatan bagai kepompong mengubah ulat menjadi kupu-kupu" (*tarik mang :D ). Ya udah daripada tambah ngelantur karena saya kurang piknik langsung aja saya perkenalkan dua orang yang luar biasa ini *beri tepuk tangan.

Namanya Nurhidayanti tapi kami biasa memanggilnya Ka Run, bukan berarti karena kakak nya suka lari ya, hehehe apalagi lari dari kenyataan *mulai baper. Run itu kebalikan dari nama depannya yaitu Nur, bener kan ?. Lanjut yang satu lagi nama nya Annisah Dwi Cahyaningtyas (*kak maaf ya kalo salah ketik ) dan kami biasa memanggilnya Kak Icha. Nah dua orang kakak yang baik hati nan sholehah ini tinggal dikostan yang sama yaitu Kost Pagar Putih. Bagi saya pribadi kost pagar putih adalah rumah ketiga, hehehe. Kalo lagi nggak ada dosen ngungsinya ke kost mereka soalnya kalo pulang ke rumah nanggung kan kostan nya deket sama kampus dan kostan ini juga bisa dibilang Markas Akhwat :D.

Awal pertama saya bertemu dua sosok ini yang saya ingat ketika itu adalah di mushola kampus, senja-senja dan saya lupa waktu itu ada agenda apa *namanya juga MABA. Kesan pertama yang muncul adalah mereka baik dan perhatian :D. Ini kenapa jadi bahas saya ya ? *gagal fokus lagi. Harusnya kita kupas tuntas tentang persahabatan kakak bedua ini. Bingugn deh mau mulai darimana, dari Pesut dulu atau dari Jelawat dulu ? -_-. Ya udah dibahas satu-satu, setelah kita kupas Kak Run kita kupas Kak Icha *loe kata buah.


Kak Run itu sosok yang baik hati, kalem, pendengar yang baik, keibuan, dan humoris dijamin kamu akan tersenyum terus jika didekatnya tapi kalo dia lagi galau jangan senggol-senggol didiemin lu -_-. Nah kalo Ka Icha itu baik hati, tegas tapi lembut, suka ngomel tapi untuk kebaikan, ramah ke semua orang dan pembicara yang baik. Mungkin terlihat berbeda sifat tapi itulah mereka kombinasi yang pas antara pendengar yang baik dan pembicara yang baik. Seperti air dan minyak yang sulit bersatu tapi bisa beriringan *eaaa. Yah, intinya saling melengkapi.

Bagi Annisah Dwi Cahyaningtyas sosok Nurhidayanti seperti uang logam 1 rupiah yang mungkin tak terlihat berarti namun jika kita ketahui bahwa tanpa 1 rupiah uang tidak akan genap menjadi 1000, 100.000 bahkan 1 Milyar. Ya, kehadirannya selalu menjadi pelengkap. Pelengkap jalan cerita kehidupan, pelengkap keluarga yang selalu mengajarkan arti keikhlasan, kejujuran dan kesederhanaan.
 
Bagi Nurhidayanti sosok Annisah Dwi Cahyaningtyas adalah seperti saudari, seperti adik. Seseorang yang spesial yang memahami apa yang mungkin tak dipahami oleh orang lain, mau menerima apa adanya, tidak menutup-nutupi hal. Baginya persahabatan dan persaudaraan itu seperti pakaian, ada atasan berarti ada bawahan, yah dia sahabat dia pun saudara.
 
Bener kan, emang istimewa kok persahabatan dan persaudaraan dua kakak ini, saya lho saksi mata :D. Sekalipun dalam sebuah persahabatan itu nggak selalu mulus pasti ada aja konslet dikit, hehehe. Yah anggap saja itu bumbu-bumbu dapur karena biasanya setelah terjadi peperangan kecil maka jalinan persahabatan itu lebih erat tentunya diawal harus baikan dulu. Kata orang jarak dan waktu membuat intensitas persahabatan menjadi longgar, tapi yang saya lihat pada mereka justru sebaliknya, hehehe. mungkin karena kemajuan zaman, pan udah canggih sekarang. 1 hal lagi pastinya rabithah dan doa yang menjadi pengikatnya :).
 
Terima kasih yaaa dua kakak yang sudah menginspirasi dan memberi pelajaran. Semoga suka sama tulisan ini, kalo nggak suka *tong sampah banyak tuh ka. hehehe.
 

Rabu, 20 Januari 2016

Isna

Bismillah


Ini udah tahun 2016 yaaa ... gak kerasa lho, sebentar lagi maunya maunya udah lulus kuliah tahun ini. Yah, semoga saja Allah perkenankan doa dari dhaifah ini. Isna nggak minta aneh-aneh cuma ingin bahagiain mama, ingin menepati janji sama alm. bapak. Isna masih ingat dengan isi rekaman suara isna yang isna perdengarkan sama bapak waktu beliau koma karna isna yakin meskipun bapak nggak sadar tapi masih bisa dengar. Isna pengen bisa buat mama bangga sama putri satu-satunya ini, bukan cuma membanggakan dimata manusia tapi juga dihadapan Nya. Isna tahu dan tahu banget kalo ada perjuangan disitu juga ada pengorbanan. Jujur saja sejak kepergiannya aku kehilangan sebelah sayapku, semangat yang dulu entah kemana ? bagaimanapun bapak dan mama adalah dua orang yang sangat berarti dalam hidup isna, yang selalu mensupport isna lebih dari orang lain, yang menjadi semangat isna saat kelelahan itu menyapa, yah mereka berdua adalah sayap isna yang jika salah satu pergi maka kini isna hanya memiliki satu sayap dan isna harus bisa terbang dengan satu sayap ini. 

Percaya atau tidak beberapa peristiwa membuat gadis manja dan cengeng ini menjadi lebih kuat, bapak pernah bilang "apakah anak ku ini bisa menjadi orang?" "apakah anak ku ini bisa bermental baja seperti anak lainnya?". Iya pak kepergianmu menjadi hempasan dahsyat pada anak mu ini, Isna harus sekuat baja karena tugas bapak sekarang pindah ke Isna, tugas yang menurut isna terlalu dini untuk diemban. Bagaimana mungkin aku harus mengemban amanah seperti ini, di usia ku yang masih segini dengan sifat ku yang masih seperti ini ?. Hampir 1th semenjak kepergianmu, isna dan mama belajar kuat menjalani ini, kami kehilangan sosok yang mengayomi, sosok tegas namun sebenarnya memiliki hati yang lembut, sosok yang sangat menyayangi anak dan istri yang tak pernah menggunakan tangan dan kaki nya tuk menyakiti keduanya seberapa marahnya pun ia. Waktu kecil isna mungkin sering menangis karena dimarahin bapak, apa daya isna kan anak bapak jadi memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama keras kepala, dari situ mama berinisiatif sejak isna lulus MTs, mama bilang iis melanjutkan di Samarinda saja supaya mendapat pendidikan yang lebih baik, supaya bisa lebih mandiri dan supaya tidak ribut dengan bapak karena bapak punya tekanan darah tinggi. Sedangkan bapak meskipun sering berantem sama isna tapi tetap saja beliau adalah sosok yang sangat super duper khawatir dan pada saat itu bapak adalah orang yang sangat tidak mengizinkan Isna keluar dari rumah emmm... maksudnya sekolah jauh-jauh alasannya adalah isna anak manja yang gak bisa pisah dari mama, gampang sakit, belum bisa urus diri sendiri, dll. Tapi isna tetap bisa sekolah diluar dengan trik yang selalu isna gunakan yaitu air mata, mogok makan dan mogok bicara (jangan ditiru :D) orangtua mana yang tidak luluh dengan sikap anaknya yang seperti ini, hehehe. Alhamdulillah akhirnya bapak merelakan putri nya ini untuk pergi bahsa kerennya merantau di kota :D.

Diawal-awal berpisah dengan orangtua rasanya kayak ada pahit-pahitnya gitu, semua berubah drastis bener-bener berubah 360 derajat pokoknya. Mulai dari tempat tinggal, lingkungan, teman, kebiasan, isna sampai jatuh sakit karena perubahan itu semua -_-, bayangkan saja yang biasanya ke sekolah jalan kaki karena dekat dari rumah dan pada waktu itu isna harus naik angkot dan menghilangkan semua ketakutan diculik dan dicopet -_- (alay). Hari minggu yang biasa nya nyantai kalo dirumah, tiba-tiba menjadi hari mencuci sedunia, jujur saja selama tinggal dengan orangtua isna nggak pernah mencuci baju sendiri apalagi seragam sekolah itu semua mama yang handle dan ketika itu isna harus mencuci baju sendiri. Tentang makanan, isna adalah orang yang suka pilih-pilih makanan alias suka makanan request, biasanya sebelum berangkat sekolah sudah merequest pulang sekolah nanti minta dimasakin ini dan itu dan karena dirumah isna anak tunggal selama masih bisa dipenuhi orang tua makan orang tua akan memenuhinya, beda cerita ketika kita tinggal dengan orang lain nggak bisa pilih-pilih, makan apa yang sudah dihidangkan daripada kelaparan.


Yup, itu sepenggal kisah dari kehidupan isna mungkin ini pengaruh hujan jadi sukanya ke masa lalu gitu :D. Hmmm... efek lagi sendiri juga dirumah, soalnya si momon lagi sekolah dan mama lagi di Samarinda tuk berobat dan isna kebagian tugas jaga rumah dan warung, semoga mama cepat sembuh biar isna bisa segera konsul ke dospen, biar cepat seleksi dan seminar supaya pas KKN lebih tenang :). Btw terkait KKN isna belum tau akan terdampar dipulau mana :D, semoga itu tempat tebaik dari Nya dimana bisa menjadikan isna orang yang bermanfaat dan tempat yang menjadikan isna lebih dekat dengan Nya. Wah, hujannya semakin deras, mungkin atap langit sedang bocor, yasuda cukup sekian ya, kapan-kapan isna coret-coret lagi disini :)





21 Januari 2016

Nur Isnaniah

Pengunjung

Website counter